TRINIL BALEKNO GEMBUNGKU
Siang diwarung pertigaan Udinus, dekat tugu muda. Sardi
blenthot usai melaksanakan sholat jumat di masjid Al Ihsan. Sempat keliru pada
tulisan saya beberapa waktu lalu, yang pasti kali ini jelas berkat saya
menyimak dengan baik khutbah jumat.
Ya Sardi Blenthot tengah menikmati makan siang lawuh rawon
dan telor asin. Tidak sendiri karena Sardi Blenthot tidak ada rencana makan,
meski dalam batin ketika ada yang mengajak makan maka akan mengiyakan dengan
semangat.
Diantara guyon dengan Mbak Lia, yang empunya warung atau
yang jaga di warung itulah adalah guyonan tentang Gembus. Tahu mblekah pak
heri. Tempe mbak Lia atau sambel kecap satpam Danamon. Pokoknya ada ada saja. Makan
siang sambal silaturahim dan bercanda menikmati segarnya es teh, demi
menghilangkan hawa panas Kota Semarang.
Ngerti rak Dhi Sardi … napa warung iki saiki di pasang
ram-raman, iki sebab ndisik kelebon tikus, terus ndung dipasang ram-raman.
Nggak mau kalah cerita karangan, Sardi Blenthot menimpali,
oooo lha jare… merga kelebon manuk, ana manuk mlebu terus nabrak blek krupuk
terus di pasang ram-raman.
Pelak candaan membuat mereka tergelak tawanya.
Orak ming kui mas, jawab mbak lia. Iku merga ana dudo meh mlebu
liwat kono, sebab nangarep rame, mlumpat lewat kono. Gen rak iso terus tak
pasang ram-raman.
Owalah…
***
Po rak ana Gembus Mbak Lia?
Gembus, gembusku piye, nembe ntek iki Pak…..
Yo wes Gembusmu wae……
Sardi menimpali, mengko ndak ditakokno Trinil.
“Triniiil balekno Gembusku……..”
Hahahah kembali suasana tawa
***
Nostalgia sandiwara radio era tahun 1980. Kala itu belum ada
stasiun TV swasta. Baru ada TVRI. Masyarakat hanya memiliki TV analog hitam
putih. Dengan tenaga aki 12 Volt. TV masih merupakan barang langka dan mewah.
Radio kala itu paling merakyat. Popular adalah sandiwara
radio Garapan Sanggar Cerita, Sanggar Prativi. Dengan artis artis yang memiliki
karakter suara seperti beberapa catatan sandieara Mahkota Mayangkara. Nama nama
besar seperti:
Petrus Urspon sebagai Ra Kuti
Yulie Muliana sebagai Ayu Wandira
Ferry Fadli sebagai Arya
Kamandanu
Andi sebagai Jambunada
Nanang Niskala sebagai Jambunada,
Rakai Kembar
Ari Purnomosidi sebagai Layang
Samba
M. Aboed sebagai Arya Dwipangga
(Resi Mahasadu)
Lily Nur Indah Sari sebagai Luh
Jinggan
Lukman Tambose sebagai Ki
Suroworo
Wahyu Chandra sebagai Ki Suroworo
Elly Ermawatie sebagai Mei Shin
Susi sebagai Mei Shin
Pegis Paliama sebagai Wali Kadep
Ajeng Atmakusuma sebagai Sindu
Warih
Eddy Dhosa sebagai Prabu
Jayanegara
Chika Kusnadi sebagai Putri
Tribhuwana
Beatrix Renita sebagai Putri
Rajadewi
Hari Laksono sebagai Gajah Mada,
Rakai Pamintihan
Herman Wijaya sebagai Tabib Wong
Endang Sagita sebagai Kalabi,
Jangir
Haryoko sebagai Panji Ketawang,
Patih Nambi, Ra Kuti, Resi Mahalalita
Naryo Ireng sebagai Patih Arya
Tadah, Pradipa, Wali Kadep
Iwan Dahlan sebagai Pranayam
Jumali sebagai Ra Wedeng
Mogan Pasaribu sebagai Ra Jumlah,
Tunggeng
Benny Indrahadi sebagai Ra Pangsa
Tato Sudiarto sebagai Ra Tanca
Herry Setiono sebagai Ra Yuyu,
Pangeran Kudamerta
Rusli Pontian sebagai Ra Semi
Bambang Jeger sebagai Pangeran
Cakradara, Ra Kuti
Idris Affandi sebagai Ramapati,
Tumenggung Siwur
Anna Sambayone sebagai Nini Raga
Runting, Nyai Kepet
Elly Burhan sebagai Nyai Ramapati
Nenny Haryoko sebagai Nyai Patih
Nambi
Lies Mardiana sebagai Praharsini
A.P. Burhan sebagai Wong Luhur
(Resi Jana Maha Dwija), Ki Buyut Pundisari
Kasdu Dewa sebagai Brahmana Ratu
Kuning
Rini Marjan sebagai
Tribhuwaneswari
Novia Mandagi sebagai Mahadewi
Jumirah sebagai Pradnya Paramita
Wiwiek sebagai Rajapatni
Elyas Gibel sebagai Ra Kuti
Ari Sudiro Husodo sebagai Gajah
Mada
Wenda Lubis sebagai Rakai Warak,
Layang Samba, Kakatang
Rifky sebagai Senting
Henny sebagai Sitangsu
Suryadin Tanjung sebagai Balabur
Yogi sebagai Pangpung
Banyak ya…. Iya dong… gogling kan gampang.
***
Masa itu 1980 an………………..
Suasana kembali ke masa itu. Sore hari. Matahari masih ada. Suara
burung burung liar bernyanyi terdengar merdu. Baru saja siaran di RRI selesai
dengan kethoprak karya budaya. Lakon Juminten Edan.
Nama-nama radio seperti Bayusakti Kroya, Suara Karang Bolong
Radio Bina Budaya, Bima Sakti Kebumen, Wijaya Cilacap, Indra Kila Kebumen, RRI
Purwokerto, itulah nama-nama radio yang bisa terdengar jelas di radio dua band
MW/SW atau AM FM.
Srong-srak srong srak. Terdengar suaa gerjih atau alat belah
kayu berupa gergaji besar yang dikerjakan dua orang. Satu di bawah dan satu
diatas. Ditata sedemikian rupa sehingga pekerjaan membuat belahan kayu bisa
lancar. Membuat Lur, blabak, atau reng reng kayu.
Biasanya sebelum di grejih, kayu yang besar dipotong
kemudian diukur seperlunya. Disipat menggunakan benang lawe yang dimasukan
langes dari karbon hitam yang terdapat pada bau baterai ABC. Setelah dicelupkan
maka warna hitam akan melekat pada benang dan jika kemudian benang ditarik dari
dua ujung kayu yang sudah diukur dan
ditempatkan pada plalangan gerjih, akan menjadi blat atau tapak ukuran
berjalannya alat grejih berupa gorok besar.
Cara nyipat adalah benang ditempatkan pada titik ukuran pada
kayu. Kemudian ditarik hingga kuat. Kemudiandilepaskan.
Cpraaaat… karbon menempel pada kayu, membekas lurus sesuai
dengan menempelnya benang lawe. Yang kemudian digulung lagi untuk disimpan lain
kali dibutuhkan.
Sementara dirumah mboke sedang indel. Sedang ngublek agar
nira yang sudah mengental bisa segera dititis pada Sengkang-sengkang ukuran
cetakan dari bamboo yang dipotong lima sentinan. Sambil menunggu kenthel maka
Pongkor-pongkor bisa ditempatkan setelah kering dikorogi atau dibersihkan
dengan air.
Panas di pegunungan masih mending karena sejuk musim kemarau
terbawa angin. Jika angin bertiup
kencang maka daunkering wit mahoni gugur Bersama bunga bunga yang kitir atau
muter lelet. Suuara sendaren layangan baplangan mulai terdengan bersahutan. Yang
nguwil berputar cepat suaranya nyaring. Baplangan yang tenang bunyinya
nguuuungggg.
Di bukit seberang sana sudah tampak anak-anak dan dewasa
menerbangkan layangan. Ada yang buntutnya Panjang lebih dari lima meter. Atau layangan
kodhokan tanpa buntut gawean dewe.
Cempe- cempe
undangna barat gedehe
Sak genthong selawe
Suit suitttttttttt
Suara nyanyian khas anak-anak memanggil angin, terdengar
merdu dan nyaring. Ada juga terdengar suara latihan calung nang omahe kaki
sakat. Sesekali Jeki, anjing besar hitam menggongngong bersahutan dengan suara
demung. Ah…..
Cit-cit suara anak manuk cit yang sedang menunggu induknya
pulang membawa makanan terdengar nyaring. Wuiii wuiiikkk suara elang atau dok
diatas sedang kalangan berputar putar Bersama pasangan diatas pohon kalba
besar. Sebesar dua kali dekapan orang dewasa. Dipuncak tinggi itulah dua elang
itu membuat sarang dan anaknya rupanyasudah menetas dari telur. Mereka sedang
istirahat berputar putar diatas sarang. Istirahat atau entah apalah yang meresa
sedang lakukan. Bebas.
Gemerisik suara papringan. Daundaun pring bergesekan membuat
suara khas kemrasak jika ada angin kemarau agak kencang.
Anak-anak yang melihat dua burung elang segera riuh
bernyanyi. Karena biasanya elang-elang itulah yang memangsa anak ayam peliharaan.
Tuna -tuna
Dok jali mata ula
nyamber pitikora kena
bacin-bacin bacin
menjadi semacam mantera agar piaraan mereka berupa uthuk
ayam bisa terhindar dari mangsa burung elang.
***
Tepat jam 15.00 atau jelang waktu ashar.
Radio suara karang bolong menyiarkan sandiwara radio Trinil.
Berikut adalah jalan cerita sandiwara radio Trinil, setelah
googling dari risalah misteri ini dapetnya……
Ra sah do wedi….. ming tulisan. Heheheh
***
TRINIL BALEKNO GEMBUNGKU
Cerita tentang seorang janda yang dibunuh anaknya yang
bernama Trinil menjadi catatan kelam nan menyeramkan di era kejayaan radio
tahun 1980-an. Persaingan asmara antara ibunya yang janda mencintai lelaki
bernama Bagus Sujiwo dan Trinil yang juga suka dengan Bagus membuat Trinil
dengan tega membunuh ibunya. Ia memisahkan kepala ibunya dengan badannya,
badannya ditanam (dikubur) sedangkan kepalanya dibuang ke sungai.
Cerita yang terdengar lewat radio itu benar- benar mencekam
ketika roh gentayangan ibunya dengan kepalanya mendatangi Trinil. Trinil,
balekno gembungku. Diulang ulang dengan suara yang membuat bulu kuduk berdiri.
Setiap mendengar suara itu banyak orang yang tercekam ketakutan. Padahal itu
hanyalah suara dari radio. Sering disetel sekitar jam 3 sore.
Terdengar suara derit pintu dari depan rumah. Suara gerendel
pintu yang dibuka pelan - pelan. Seseorang berusaha masuk lewat pintu depan,
rupanya pintu memang sengaja tidak dikunci. Seseorang mengendap - endap.
Kepalanya tertutup oleh sarung, Hanya mukanya yang tampak melirik kanan dan
kiri memastikan tidak ada orang yang melihat ia menyelinap di kamar Janda
beranak satu yang bodinya masih wow.
Janda montok itu memang menggoda, sering membuat lelaki yang
melihatnya jelalatan dengan melirik wajah janda dengan bibir merekah menggoda.
Sedangkan dadanya tampak berisi, sering terlihat belahan dadanya yang membuat
siapapun lelaki terpaku dan tidak kuasa untuk tidak melirik.
Senyuman janda bernama Kustirah itu sering memakan korban.
Banyak laki - laki beristri tergoda dengan kegenitan janda yang ditinggal mati
suaminya 10 tahun lalu. Sudah banyak lelaki yang pernah selingkuh dan pergi se
sebuah tempat untuk bersenang - senang dengan Tisye, begitulah janda itu
dipanggil. Tisye menjadi ancaman serius bagi ibu - ibu sekitar wilayah Hargo
Mulyo.
Dari kamar lain sepasang mata mengikuti gerak lelaki itu
yang kemudian masuk ke kamar. Tidak seberapa lama terdengar suara laki - laki
dan perempuan saling canda. Sepasang mata itu mendekat ke arah pintu dan
mengintip dari lubang pintu.
Yang terjadi adalah bahwa mereka melakukan adegan hubungan
suami istri. Sepasang mata itu seperti iri, campur dendam, cemburu dan
keinginan lain yang hanya dimengerti sendiri oleh sepasang mata itu. Ia lalu
masuk kembali ke kamar dan berteriak keras - keras. Di balik bantal.
Namun rupanya teriakan itu masih terdengar dari kamar
seberang oleh mereka yang sedang asyik masyuk menikmati keindahan duniawi
antara sepasang manusia laki - laki dan perempuan. Mereka kemudian buru buru meraih
baju didekatnya, memakainya kembali dan lelaki itu kemudian buru - buru pergi
agar tidak muncul kecurigaan bahwa ia telah kelonan dengan janda genit itu.
***
Janda genit, kalau ketemu dia ingin kujambak dan kutarik
rambutnya dan kuinjak - injak kepalanya.
Iya, janda binal, kalau ketemu ia akan kusiram air kencing
kambing biar bau.
Dasar janda sukanya merusak rumah tangga orang, untungnya
anaknya baik, tidak seperti ibunya yang genit.
Ah, anaknya juga sama saja suka membuat para lelaki patah
hati. Pacar anak saya marah - marah gara - gara kena pelet si Trinil itu.
Tapi masih genitan emaknya. Sudah genit, suka morotin pula.
Pantasan bajunya bagus - bagus, pasti hasil morotin lelaki mata keranjang.
Sebaiknya mereka diusir biar tidak gaduh desa ini.
Para ibu yang ada di pelataran rumah Mak Somplak tampak riuh
membicarakan janda genit tersebut.
Eh, tahukah kalian, semalam ada yang lelaki yang masuk ke
rumah depan itu tu dengan mengendap - endap lo.
Siapa lelaki itu?
Kurang jelas, tapi sepertinya masih muda dilihat dari
posturnya.
Yah jangan - jangan itu salah satu suami kita?
Maksudnya apa salah satu suami kita?
Ya. mungkin suamimu, suami Mak Umi atau suami dan Mak
Somplak, siapa tahu
Uh, jangan - jangan benar.
Kalau ketahuan benar suami saya selingkuh dengan janda
gendeng tersebut akan kupotong burungnya.
Nanti tidak bisa uhuk uhuk sama kamu dong.
Peduli amat cari lain lagi.
emang bisa? Secara bodimu sudah mengembang kayak plembungan
itu siapa yang mau. Hihihi.?
Berisik, diam.ssst lihat si janda itu keluar rumah.
Sontak ibu - ibu diam dan mata mereka melotot mengikuti ke
arah mana si Janda itu berjalan. Ternyata janda itu malah mendekat.
Selamat pagi Ibu- ibu numpang lewat ya…oh ya
minta tolong kalau Trinil tanya ke mana saya pergi jawab saja sedang ada
pekerjaan di kota.
Tentu saja para ibu tidak ada yang mempedulikan.
Mak Somplak langsung menyahut.Masa Bodo
Kustirah Si Janda genit itu sedikit canggung tapi akhirnya
memakluminya, pasti sebelumnya mereka tengah membicarakannya.
Mari. pergi dulu ya.
Ibu - ibu itu kembali kumpul dan meneruskan rumpiannya.
Ternyata dari belakang rumah seorang gadis membututi
Kustirah dari jarak cukup jauh. Dari dekat pengkolan jalan ternyata seorang
lelaki telah menjemputnya. Ia yang ternyata Trinil kenal betul siapa lelaki
itu. Lelaki tampan masih muda yang cocoknya adalah anak dari janda tersebut menggandengnya
dengan mesra.
Trinil tentu saja cemburu luar biasa menyaksikan pacarnya
ternyata berselingkuh dengan ibunya. Lelaki itu bernama Bagus Sujiwo. Lelaki
yang sudah pacaran selama dua tahun.
Trinil tidak tahu kapan Bagus Sujiwo tertelikung asmara
dengan ibunya. Pasti ibunya mengguna- gunainya sehingga Bagus yang masih muda
itu tergoda oleh perempuan yang cocoknya menjadi ibunya.
Dalam pikiran Trinil sudah tersusun rencana untuk membunuh
ibunya. Ia gelap mata karena merasa dikhianati oleh ibunya sendiri. Sejak kecil
ia memang sering berselisih paham dengan ibunya. Dan puncak kebenciannya adalah
ketika ternyata diam - diam ibunya tidur dengan kekasihnya.
Tidak peduli siapa yang membuat ia patah hati harus
dilenyapkan termasuk ibu kandungnya sendiri.
Trinil mengikuti dari belakang. Ibunya ternyata sudah dijemput
dengan motor. Secara kebetulan ada ojek melintas. Trinil segera mencegatnya dan
menyuruh tukang ojek itu membuntuti motor di depannya.
Motor itu ternyata menuju restoran pinggir sungai.
Berhenti, mas, saya turun di sini saja, ini ongkosnya
terimakasih.
Trinil mencari jalan lalu mendekat ke restoran. Memastikan
Bagus Sujiwo dan ibunya tidak melihat ia duduk di sebuah meja yang cukup jauh dari
dua orang yang sedang dimabuk cinta itu. Trinil menunggu waktu yang tepat untuk
membututi ibunya yang pasti akan menuju toilet di belakang restoran tersebut.
Dari tasnya ia sudah menyiapkan pisau dan akan memenggal kepala ibunya saat ia
berada di toilet.
Trinil melihat ibunya menuju ke toilet. Ia menunggu suasana
sepi. Dan sudah merencanakan matang - matang agar pelayan, orang- orang tidak
mendekat ke toilet. Ia sudah menyiapkan obat bius kemudian ia akan menyeret
ibunya mendekat ke sungai yang ada dibawahnya. Trinil cukup mengenal tempat itu
karena ia sering diajak oleh Bagus Sujiiwo.
Ketika Ibunya baru saja membuka pintu toilet, dengan sigap
Trinil membekap dengan sapu tangan yang sudah dibasahi dengan obat bius. Dalam
waktu singkat ibunya tidak sadarkan diri. Dengan menahan berat, ia menyeret
perempuan malang itu menuju sungai di bawahnya dan Crasscrasscrass. Kepala
ibunya terpisah dari tubuhnya. Kepala dilemparkan keluar di mana sungai itu
deras mengalir. Sedangkan tubuhnya yang penuh darah ia seret ke semak - semak.
Rencananya akan ia kuburkan disuatu tempat nanti malam.
Tiga hari kemudian Berita di koran heboh oleh penemuan
kepala tanpa badan di sebuah sungai, kira - kira 10 kilometer jauhnya dari desa
Hargo Mulyo. Kepalanya putus dengan dan hanya tampak potongan leher dan
kulitnya yang sudah rusak. Wajahnya akhirnya dikenali sebagai Kustirah ibu
kandungTrinil.
Gegerlah desa Hargo Mulyo. Malam - malam tampaknya mencekam
oleh penemuan mayat yang hanya kelapanya saja. Trinil yang tahu bahwa ia
pembunuhnya seolah - olah ikut kaget dan dengan bersandiwara ia menangis
sesesunggukan oleh kematian ibunya yang mengenaskan.
Sebuah malam tepat malam jumat kliwon. Trinil terbangun. Ia
merasa ada yang mengetuk. Ia pun bergegas, ia membayangkan itu pasti Bagus
Sujiwo yang ketika di restoran bingung kenapa tiba- tiba pasangannya menghilang
dan tidak pamit mau ke mana.
Trinil dandan sebentar, memastikan ia sudah kelihatan cantik
. Siapa tahu memang Bagus Sujiwo yang datang. Ketukan itu terus berulang.
Iya sebentar, sabar ya
Trinil membuka pintu rumahnya. Tidak ada orang ternyata. Ia
heran kenapa orang itu cepat menghilang. Trinilpun menutup pintu lagi. Belum
sampai kamar sudah terdengar ketukan. Penasaran ia buka lagi pintu depan. Pintu
dibuka dan ia keluar di teras dan menengok barangkali seseorang itu ada di
halaman depan.
Tiba - tiba sebuah bisikan terdengar ke telinga.
Trinil. Trinil!.
Trinil seperti mengenal suara yang berbisik itu. Itu seperti
suara
Kembalikan badanku Trinil, Trinil balekno gembungkuHihhiiiiiiii.
Tiba tiba ketakutan menjalar. Trinil kaki Trinil lemas tidak
berdaya menyaksikan pemandangan di depannya. Rambut yang tergerai, muka pucat,
dan darah yang menetes dari hidung dan mulut hantu di depannya. Kepalanya
terbang mendekat seakan hendak menggigit Trinil.
Triiiinilllll, balekno gembungku, kembalikan badanku.
Trinil tiba tiba tidak sadarkan diri Ia tersadar ketika ada
orang yang mengelus lembut wajahnya.
Oh aku di mana ini.
Kamu ada di kamarmu Trinil.
Aku Aku aku takut mas, tadi ada makhluk mengerikan tanpa
kepala hendak menggigitku.
Ya, aku menemukan kamu pingsan di depan rumah.
Tiba tiba bayangan makhluk tanpa badan
(gembung) itu datang dan tanpa sadar ia menjerit ketakutan. Ketika
menjerit kekuatannya Trinil benar - benar luar biasa. Maka Bagus Sujiwo
akhirnya mengikat Trinil, kemudian atas saran dari warga Trinil akhirnya dibawa
ke rumah sakit Jiwa.
Namun selama hampir sebulan makhluk mengerikan itu terus
menteror, terutama ibu - ibu yang sering ngrumpi di depan rumah janda genit
itu.
Setelah agak mendingan Trinil yang menderita gangguan jiwa
itu mengaku bahwa dialah yang membunuh ibu kandungnya. Badannya ia kubur di
belakang restoran di belakang gerumbul perdu yang jarang dilewati orang. Orang -
orang akhirnya membuat ritual selamatan dan menyatukan kembali kepala dan badan
Kustirah dan dikubur selayaknya, sedangkan Trinil akhirnya dihukum seumur hidup
atas perbuatan membunuh ibunya sendiri.
…..
Haaaaa….. waktu sudah pukul 16.00 wayahe lautan wong kerja. Ramane
karo bapake wis ngrampungi goleh gerjih dina kie. Gula gula wis de wadahi. Nang
pasltik khusus wadah gula. Wong wong tua sing duwe Garapan nderes wis nyiapna
pongkor bumbung. Obat gula cap tiga gajah dicampur dengan air gelas dengan bau
khas amoniak untuk obat agar nira tidak mudah basi. Dimasukan dalam bumbung
pongkor untuk menadah nira di wala atau bunga kelapa.
Ibu-ibu yang memiliki anak bayi atau batita atau balita
sudah mulai memerintahkan anak-anak untuk mandi.
Dilangit warna warni layangan mengangkasa. Karena diatas maka cahaya matahari menyinari
layangan. Indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar